Mengidentifikasi Unsur-Unsur Teks Drama "Kekuatan Dari Sedekah"
Teks Drama
KEKUATAN
DARI SEDEKAH
Karya : Putri Dwi Amanda dan Reka Novia
Adegan 1
Di sebuah kolong jempatan yang kumuh,
terdapat seorang anak laki-laki yang kelaparan. Anak laki-laki itu bernama Juki.
( Juki berjalan-jalan di sekitar aliran
Kali Ciliwung. Lalu, ada seorang pejalan kaki yang tidak sengaja menjatuhkan
dompetnya ).
Juki :
(Memungut dompet yang terjatuh) P..
pak!
Pak Tono :
(Menoleh ke arah Juki) Ada apa nak?
Juki :
Ini dompet bapak terjatuh (Memberikan
dompet)
Pak Tono :
Astaga! Mengapa aku bisa menjatuhkannya. Terima kasih banyak nak.
Juki :
Iya pak sama-sama, senang dapat membantu bapak.
Pak Tono :
Kamu anak yang baik dan jujur (Sambil
menepuk pundak Juki) Kalau boleh tahu, siapa namamu? Dan dimana kamu
tinggal?
Juki :
Nama saya Juki, pak. Saya tinggal di bawah kolong jempatan sekitar sini.
Pak Tono :
(Kaget) Astagfirullah.. Saya tidak menyangka ada yang tinggal di kolong
jempatan itu.
Juki :
Iya pak. Saya mulai tinggal di kolong jempatan semenjak ibu saya meninggal
dunia saat melahirkan adik saya dan ayah saya pergi begitu saja.
Pak Tono :
Sungguh malang nasibmu nak (Mengeluarkan
uang lima puluh ribuan) Ini nak,
ada sedikit uang untukmu.
Juki :
Tidak pak.. Tidak!
Pak Tono :
Mengapa? Uang ini untuk makan siangmu nanti.
Juki :
Maksud saya, saya tidak mau menolaknya pak, hahaha.
Pak Tono :
Juki.. Juki, ada-ada saja kamu ini. Ya sudah, ini untukmu (Menyerahkan uang) Baiklah,
bapak ada urusan lain. Jaga dirimu baik-baik!
Juki :
Baik pak, terima kasih. Tapi, uangnya kurang pak, hehe.
Pak Tono :Aduh
Juki kamu ini bisa saja. Kalau ada perlu, datang saja ke rumah bapak di ujung
komplek A.
Juki :
Baik pak. Sekali lagi, terima kasih. Hati-hati di jalan pak! Jangan menjatuhkan
dompet lagi ya pak! (Sambil tertawa
kecil).
Pak Tono :
(Beranjak pergi meninggalkan Juki) Hahaha
iya Juki, sama-sama.
Adegan
2
(Juki
berlari kegirangan setelah mendapat uang lima puluh ribu dari pak Tono.
Diam-diam, ada dua orang preman yang mengikutinya)
Juki :
(Kegirangan) Yeay.. Yeay! Hari ini
aku bisa makan enak!
Preman 1 :
(Menghalangi jalan Juki) Hei! Serahkan
uangmu pada kami!
Preman 2 :
(Mendorong Juki) Dengar tidak?! Cepat
serahkan!
Juki :
A.. anu, ada apa ini? Saya tidak salah apa-apa.
Preman 1 :
Jangan banyak bicara! Cepat serahkan! Atau tidak akan ku habisi kau sekarang
juga!
Preman 2 :
Sudah cepat serahkan!
Juki :
(Pasrah menyerahkan uangnya) I.. ini,
maaf jika saya membuat kalian marah.
Preman 1 :
Begitu harusnya dari tadi!
Preman 2 :
Ayo pergi! (Pergi meninggalkan Juki)
Juki :
(Bangun dari tanah) Aduh.. gagal
makan enak hari ini. Aku harus bagaimana?
Adegan
3
Hari semakin siang. Hujan mulai
mengguyur daerah Kali Ciliwung. Kala itu Juki belum makan sejak hari kemarin. (Juki memutuskan untuk meminta makanan kepada
pemilik toko di sekitar Kali Ciliwung)
Juki :
(Memasuki toko) Per.. permisi..
Pemilik toko :
(Memandang sinis) Ada perlu apa orang
seperti anda datang kemari? Basah kuyup begitu, toko saya bisa kotor ini!
Juki :
A.. anu pak, maaf jika saya mengganggu. Tolong saya pak, tolong berikan saya
makan sedikit saja pak untuk mengganjal perut.
Pemilik toko :
Seenaknya saja kamu! Datang kemari hanya mengotori toko saya, lalu tiba-tiba
meminta makanan! Apa kamu tidak diajari orang tuamu sopan santun? Sudah, pergi
sana! Merepotkan orang saja!
Juki :
(Memohon) To.. tolonglah pak. Roti
yang sudah basi juga tidak masalah.
Pemilik toko :
(Melempar roti basi) Ini ambil! Cepat
pergi sana!
Juki :
(Memungut roti basi) Te.. terima
kasih banyak, pak. (Beranjak pergi dari
toko)
Adegan
4
(Juki
berlari menyusuri jalan yang sedang diguyur hujan lebat. Ia mencari tempat
berteduh untuk menikmati roti basi yang ia terima. Lalu, ia pun berteduh di
sebuah tenda bakso milik Pak Somad).
Juki :
(Memasuki tenda bakso) Permisi pak,
anu pak, saya mau menumpang berteduh
disini.
Pak Somad :
(Kaget) Masya Allah, nak!
Juki :
(Merasa tidak enak) Ma.. maaf pak
jika saya mengotori tempat berjualan bapak. Kalau begitu saya permisi pak. (Beranjak pergi)
Pak Somad :
(Menarik tangan Juki) Eh, tunggu dulu
sebentar! Di luar masih hujan lebat. Baju kamu basah semua (Memberikan handuk) Keringkan dirimu sebentar dan duduk dulu
disini.
Juki :
Terima kasih, pak (menerima handuk dan duduk.
Lalu mengeluarkan roti basi untuk dimakan)
Pak Somad :
(Melihat roti basi Juki) Nak, roti
itu kan sudah basi, mengapa kamu masih mau memakannya?
Juki :
Mau bagaimana lagi pak, saya kelaparan.
Pak Somad :
(Mengambil roti basi Juki) Kamu tidak
boleh memakan ini, nanti kamu akan sakit. Tunggu sebentar, bapak akan
memberikan bakso.
Juki :
Aduh pak, saya tidak punya uang lagi. Tadi siang uang saya telah dirampas oleh
dua orang preman.
Pak Somad :
Astaga nak! Malang sekali nasibmu. Tenang saja, kamu tidak perlu membayarnya.
Juki :
Benarkah pak? Terima kasih banyak pak. Kalau begitu, saya bisa sering datang
kemari pak. (Tertawa kecil)
Pak Somad :
(Tertawa) Kamu bisa saja. Ya sudah, tunggu sebentar.
Juki :
Baik pak.
Adegan
5
(Setelah
selesai makan bakso pak Somad, Juki pulang ke kolong jempatan. Hujan sudah
mulai mereda. Hari semakin sore)
Juki :
(Berjalan menuju kolong jempatan) Alhamdulillah, hari ini makan bakso pak
Somad gratis, besok datang aku mau datang lagi.
(Pak Tono
berdiri di dekat kolong jempatan)
Juki :
Pak Tono? Mengapa disini?
Pak Tono :
Juki, akhirnya kamu pulang. Dari tadi bapak menunggumu
Juki :
Ada perlu apa pak dengan saya?
Pak Tono :
Begini Juki, bapak kemari ingin meminta kamu menjadi salah satu karyawan
kepercayaan bapak.
Juki :
(Kaget) Mengapa memilih saya pak?
Saya tidak pantas untuk mendapatkannya.
Pak Tono :
Tentu saja kamu pantas, Juki. Kamu orang yang jujur. Zaman sekarang sulit
sekali untuk mencari orang yang jujur seperti kamu.
Juki :
Masa pak?
Pak Tono :
Iya saya serius, apakah kamu bersedia?
Juki :
Baiklah kalau begitu pak, saya bersedia untuk membantu bapak semaksimal saya.
Pak Tono :
Baiklah, terima kasih, Juki.
Juki :
Sama-sama, pak.
Adegan
6
Setiap hari Juki bekerja di tempat pak
Tono. Hingga delapan tahun kemudian setelah peristiwa tersebut, Juki yang dulu
bukanlah yang sekarang. Kehidupannya berubah menjadi sejahtera
Juki :
(Sedang berjalan-jalan menaiki mobil,
tiba-tiba berhenti melihat seorang pengemis) Kasihan sekali pengemis itu,
nasibnya sama sepertiku delapan tahun yang lalu. Aku yakin siang ini ia belum
makan. (Turun dari mobil dan menghampiri
pengemis) Pak, ini ada sedikit uang untuk bapak (Memberikan uang)
Pak Somad :
(Menoleh ke arah Juki) Terima kasih,
nak.
Juki :
(Kaget) Eh pak Somad, yang pernah
membantu saya saat kelaparan dulu.
Pak Somad :
Eh jadi kamu anak yang dulu kehujanan? Wah, kamu sudah sukses sekarang nak.
Juki :
Alhamdulillah pak, ini semua salah satu berkat dari bantuan bapak.
Pak Somad :
Memangnya saya telah membatumu apa?
Juki :
Jika bapak tidak memberikan makan pada hari itu, mungkin saya tidak akan
berdiri seperti sekarang ini. Bapak tinggal dimana sekarang?
Pak Somad :
Alhamdulillah jika hal tersebut dapat membantu kamu. Bapak sendirian, nak.
Rumah bapak kebakaran dan bapak tinggal berpindah-pindah.
Juki :
Malang sekali nasib bapak. Baiklah pak, kali ini giliran saya untuk membalas
kebaikan bapak. Bagaimana jika bapak tinggal dengan saya saja? Lagi pula saya
hanya tinggal sendiri.
Pak Somad :
Kamu memang anak yang baik, apakah kamu tidak keberatan jika saya tinggal
dengan kamu?
Juki :
Tidak sama sekali pak, justru saya telah menganggap bapak seperti orang tua
saya sendiri.
Pak Somad :
Baiklah terima kasih banyak, nak.
MENGIDENTIFIKASI
UNSUR-UNSUR TEKS DRAMA
A.
Tokoh
dan Penokohan
Keadaan psikis :
1. Juki : Jujur, humoris, ramah,
suka menolong.
2. Pak
Tono : Ceroboh, suka
menolong.
3. Preman
I dan II : Kasar, serakah, bertindak
semena-mena.
4. Pemilik
toko : Pelit, kasar, pemarah.
5. Pak
Somad : Suka menolong, ramah,
dermawan.
Keadaan
sosiologis :
1. Juki : Gelandangan, miskin.
2. Pak
Tono : Pengusaha, kaya.
3. Preman
I dan II : Pengangguran, miskin.
4. Pemilik
toko : Pengusaha, kaya.
5. Pak
Somad : Penjual bakso, miskin.
Klasifikasi
tokoh-tokoh dalam teks drama “Kekuatan dari Sedekah”
1. Tokoh
gagal : Preman I, Preman II,
Pemilik toko.
2. Tokoh
idaman : Juki.
3. Tokoh
statis : Pak Tono, pak Somad.
B. Tema
Drama
“Kekuatan dari Sedekah” ini mengangkat tema renungan hidup.
C. Setting
atau Latar
1. Latar
tempat
Adegan 1 : Jalan sekitar aliran Kali Ciliwung.
Adegan 2 : Jalan sekitar aliran Kali Ciliwung.
Adegan 3 : Depan sebuah toko.
Adegan 4 : Tenda bakso Pak Somad.
Adegan 5 : Depan kolong jempatan.
Adegan 6 : Sebuah jalan.
2. Latar
waktu
Adegan 1 : Pagi hari.
Adegan 2 : Pagi hari.
Adegan 3 : Siang hari.
Adegan 4 : Siang hari.
Adegan 5 : Sore hari.
Adegan 6 : 8 tahun setelahnya, siang hari.
3. Latar
suasana
Adegan 1 : Senang.
Adegan 2 : Tegang.
Adegan 3 : Tegang, sedih.
Adegan 4 : Haru, senang.
Adegan 5 : Senang.
Adegan 6 : Sedih, senang.
D. Alur Cerita
1. Pengenalan
(Eksposisi)
Tahap pengenalan atau eksposisi
dalam teks drama “Kekuatan dari Sedekah” ini terdapat pada adegan 1, yaitu :
Di
sebuah kolong jempatan yang kumuh, terdapat seorang anak laki-laki yang
kelaparan. Anak laki-laki itu bernama Juki. ( Juki berjalan-jalan di sekitar aliran Kali Ciliwung. Lalu, ada seorang
pejalan kaki yang tidak sengaja menjatuhkan dompetnya ).
Juki : (Memungut dompet yang terjatuh) P.. pak!
Pak
Tono : (Menoleh ke arah Juki) Ada
apa nak?
Juki : Ini dompet bapak
terjatuh (Memberikan dompet)
Pak Tono :
Astaga! Mengapa aku bisa menjatuhkannya.
Terima kasih
banyak, nak.
Juki :
Iya pak sama-sama, senang dapat membantu bapak.
Pak Tono :
Kamu anak yang baik dan jujur (Sambil
menepuk pundak Juki) Kalau boleh tahu, siapa namamu? Dan dimana kamu
tinggal?
Juki :
Nama saya Juki, pak. Saya tinggal di bawah kolong jempatan sekitar sini.
Pak Tono :
(Kaget) Astagfirullah.. Saya tidak menyangka ada yang tinggal di kolong
jempatan itu.
Juki :
Iya pak. Saya mulai tinggal di kolong jempatan semenjak ibu saya meninggal
dunia saat melahirkan adik saya dan ayah saya pergi begitu saja.
Pak Tono :
Sungguh malang nasibmu nak (Mengeluarkan
uang lima puluh ribuan) Ini nak,
ada sedikit uang untukmu.
Juki :
Tidak pak.. Tidak!
Pak
Tono :
Mengapa? Uang ini untuk makan siangmu nanti.
Juki :
Maksud saya, saya tidak mau menolaknya pak, hahaha.
Pak Tono :
Juki.. Juki, ada-ada saja kamu ini. Ya sudah, ini untukmu (Menyerahkan uang) Baiklah,
bapak ada urusan lain. Jaga dirimu baik-baik!
Juki :
Baik pak, terima kasih. Tapi, uangnya kurang pak, hehe.
Pak Tono :
Aduh Juki kamu ini bisa saja. Kalau ada perlu, datang saja ke rumah bapak di
ujung komplek A.
Juki :
Baik pak. Sekali lagi, terima kasih. Hati-hati di jalan pak! Jangan menjatuhkan
dompet lagi ya pak! (Sambil tertawa
kecil).
Pak Tono :
(Beranjak pergi meninggalkan Juki) Hahaha
iya Juki, sama-sama.
2. Pertikaian
Awal (Komplikasi)
Tahap pertikaian awal atau
komplikasi dalam teks drama “Kekuatan dari Sedekah” ini terdapat pada adegan 2,
yaitu :
(Juki berlari kegirangan setelah mendapat
uang lima puluh ribu dari pak Tono. Diam-diam, ada dua orang preman yang
mengikutinya)
Juki :
(Kegirangan) Yeay.. Yeay! Hari ini
aku bisa makan enak!
Preman 1 :
(Menghalangi jalan Juki) Hei!
Serahkan uangmu pada kami!
Preman
2 : (Mendorong Juki) Dengar tidak?! Cepat serahkan!
Juki : A.. anu, ada apa ini?
Saya tidak salah apa-apa.
Preman 1 :
Jangan banyak bicara! Cepat serahkan! Atau tidak akan ku habisi kau sekarang
juga!
Preman 2 :
Sudah cepat serahkan!
Juki :
(Pasrah menyerahkan uangnya) I.. ini,
maaf jika saya membuat kalian marah.
Preman 1 :
Begitu harusnya dari tadi!
Preman 2 :
Ayo pergi! (Pergi meninggalkan Juki)
Juki :
(Bangun dari tanah) Aduh.. gagal
makan enak hari ini. Aku harus bagaimana?
3. Titik
Puncak Cerita (Klimaks)
Titik puncak cerita atau klimaks
pada drama teks drama “Kekuatan dari Sedekah” ini terdapat pada adegan 3, yaitu
:
Hari
semakin siang. Hujan mulai mengguyur daerah Kali Ciliwung. Kala itu Juki belum
makan sejak hari kemarin. (Juki
memutuskan untuk meminta makanan kepada pemilik toko di sekitar Kali Ciliwung)
Juki : (Memasuki toko) Per.. permisi..
Pemilik toko :
(Memandang sinis) Ada perlu apa orang
seperti anda datang kemari? Basah kuyup begitu, toko saya bisa kotor ini!
Juki :
A.. anu pak, maaf jika saya mengganggu. Tolong saya pak, tolong berikan saya
makan sedikit saja pak untuk mengganjal perut.
Pemilik toko :
Seenaknya saja kamu! Datang kemari hanya mengotori toko saya, lalu tiba-tiba
meminta makanan! Apa kamu tidak diajari orang tuamu sopan santun? Sudah, pergi
sana! Merepotkan orang saja!
Juki :
(Memohon) To.. tolonglah pak. Roti
yang sudah basi juga tidak masalah.
Pemilik toko :
(Melempar roti basi) Ini ambil! Cepat
pergi sana!
Juki :
(Memungut roti basi) Te.. terima
kasih banyak, pak. (Beranjak pergi dari
toko)
4. Peleraian
Tahap peleraian pada drama teks
drama “Kekuatan dari Sedekah” ini terdapat pada adegan 4 dan 5, yaitu :
(Juki berlari menyusuri jalan yang sedang
diguyur hujan lebat. Ia mencari tempat berteduh untuk menikmati roti basi yang
ia terima. Lalu, ia pun berteduh di sebuah tenda bakso milik Pak Somad).
Juki :
(Memasuki tenda bakso) Permisi pak,
anu pak, saya mau menumpang berteduh
disini.
Pak Somad :
(Kaget) Masya Allah, nak!
Juki :
(Merasa tidak enak) Ma.. maaf pak
jika saya mengotori tempat berjualan bapak. Kalau begitu saya permisi pak. (Beranjak pergi)
Pak Somad :
(Menarik tangan Juki) Eh, tunggu dulu
sebentar! Di luar masih hujan lebat. Baju kamu basah semua (Memberikan handuk) Keringkan dirimu sebentar dan duduk dulu
disini.
Juki :
Terima kasih, pak (menerima handuk dan
duduk. Lalu mengeluarkan roti basi untuk dimakan)
Pak Somad :
(Melihat roti basi Juki) Nak, roti
itu kan sudah basi, mengapa kamu masih mau memakannya?
Juki :
Mau bagaimana lagi pak, saya kelaparan.
Pak Somad :
(Mengambil roti basi Juki) Kamu tidak
boleh memakan ini, nanti kamu akan sakit. Tunggu sebentar, bapak akan
memberikan bakso.
Juki :
Aduh pak, saya tidak punya uang lagi. Tadi siang uang saya telah dirampas oleh
dua orang preman.
Pak Somad :
Astaga nak! Malang sekali nasibmu. Tenang saja, kamu tidak perlu membayarnya.
Juki :
Benarkah pak? Terima kasih banyak pak. Kalau begitu, saya bisa sering datang
kemari pak. (Tertawa kecil)
Pak Somad :
(Tertawa) Kamu bisa saja. Ya sudah, tunggu sebentar.
Juki :
Baik pak.
(Setelah selesai makan bakso pak Somad, Juki
pulang ke kolong jempatan. Hujan sudah mulai mereda. Hari semakin sore)
Juki :
(Berjalan menuju kolong jempatan) Alhamdulillah, hari ini makan bakso pak
Somad gratis, besok datang aku mau datang lagi.
(Pak Tono
berdiri di dekat kolong jempatan)
Juki :
Pak Tono? Mengapa disini?
Pak Tono :
Juki, akhirnya kamu pulang. Dari tadi bapak menunggumu
Juki :
Ada perlu apa pak dengan saya?
Pak Tono :
Begini Juki, bapak kemari ingin meminta kamu menjadi salah satu karyawan
kepercayaan bapak.
Juki :
(Kaget) Mengapa memilih saya pak?
Saya tidak pantas untuk mendapatkannya.
Pak Tono :
Tentu saja kamu pantas, Juki. Kamu orang yang jujur. Zaman sekarang sulit
sekali untuk mencari orang yang jujur seperti kamu.
Juki :
Masa pak?
Pak Tono :
Iya saya serius, apakah kamu bersedia?
Juki :
Baiklah kalau begitu pak, saya bersedia untuk membantu bapak semaksimal saya.
Pak Tono :
Baiklah, terima kasih, Juki.
Juki :
Sama-sama, pak.
5. Penyelesaian
Konflik
Tahap penyelesaian konflik pada
drama teks drama “Kekuatan dari Sedekah” ini terdapat pada adegan 6, yaitu :
Setiap
hari Juki bekerja di tempat pak Tono. Hingga delapan tahun kemudian setelah
peristiwa tersebut, Juki yang dulu bukanlah yang sekarang. Kehidupannya berubah
menjadi sejahtera
Juki :
(Sedang berjalan-jalan menaiki mobil,
tiba-tiba berhenti melihat seorang pengemis) Kasihan sekali pengemis itu,
nasibnya sama sepertiku delapan tahun yang lalu. Aku yakin siang ini ia belum
makan. (Turun dari mobil dan menghampiri
pengemis) Pak, ini ada sedikit uang untuk bapak (Memberikan uang)
Pak Somad :
(Menoleh ke arah Juki) Terima kasih,
nak.
Juki :
(Kaget) Eh pak Somad, yang pernah
membantu saya saat kelaparan dulu.
Pak Somad :
Eh jadi kamu anak yang dulu kehujanan? Wah, kamu sudah sukses sekarang nak.
Juki :
Alhamdulillah pak, ini semua salah satu berkat dari bantuan bapak.
Pak Somad :
Memangnya saya telah membatumu apa?
Juki :
Jika bapak tidak memberikan makan pada hari itu, mungkin saya tidak akan
berdiri seperti sekarang ini. Bapak tinggal dimana sekarang?
Pak Somad :
Alhamdulillah jika hal tersebut dapat membantu kamu. Bapak sendirian, nak.
Rumah bapak kebakaran dan bapak tinggal berpindah-pindah.
Juki :
Malang sekali nasib bapak. Baiklah pak, kali ini giliran saya untuk membalas
kebaikan bapak. Bagaimana jika bapak tinggal dengan saya saja? Lagi pula saya
hanya tinggal sendiri.
Pak Somad :
Kamu memang anak yang baik, apakah kamu tidak keberatan jika saya tinggal
dengan kamu?
Juki :
Tidak sama sekali pak, justru saya telah menganggap bapak seperti orang tua
saya sendiri.
Pak Somad :
Baiklah terima kasih banyak, nak.
E. Pesan atau Amanat
Pesan
atau amanat yang terkandung dalam teks drama “Kekuatan dari Sedekah” ini yaitu,
apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai.
Comments